Pages

Kamis, 16 Desember 2010

Ketika seks menjadi simbol remaja

Perhatikanlah remaja saat ini. Tanyalah pendapat mereka mengenai seks. Pasti remaja tidak akan malu lagi untuk membicarakannya. Perbincangan tentang seks sering dibicarakan para remaja dengan remaja lainnya. Pembicaraan seks bukanlah lagi hal tabu untuk mereka.

Begitu parahkah keadaan remaja saat ini?


Coba lihat tayangan film-film yang berlabel "17+" di layar televisi, kini bebas disimak oleh remaja berusia di bawah 17 tahun. Bahkan, liputan-liputan mengenai prostitusi ternyata berisi mengenai para remaja yang berprofesi menjual diri dan tak pelak free sex yang dianut remaja menjadi sumber berita yang layak dikemas secara menarik.

Ternyata free sex yang sekarang berkembang di kalangan remaja memang bukan hanya milik remaja yang memang mengais untung dari profesi jual dirinya , tapi dengan berbagai alasan yang tidak masuk akal mereka pun melakukan seks bebas dengan lelaki yang disukainya. Cinta menjadi salah satu alasan yang paling utama dikemukakan oleh remaja.

Ini merupakan sebuah kenyataan yang memang harus kita terima, apalagi banyak penelitian yang sudah dilakukan dan nyaris mengambil kesimpulan yang sama bahwa jumlah remaja yang melakukan seks bebas semakin tinggi setiap tahunnya. Setiap tahun sejak terjadinya krisis moneter, sekitar 150.000 anak di bawah usia 18 tahun menjadi pekerja seks. Sementara itu, menurut seorang ahli, setengah dari pekerja seks di Indonesia berusia di bawah 18 tahun, sedangkan 50.000 di antaranya belum mencapai usia 16 tahun.

Terlepas apa pun alasannya, namun seks bebas merupakan aktivitas yang mengandung risiko sangat tinggi. Berganti-ganti pasangan dalam melakukan hubungan seks bakal tertera penyakit menular seksual, kehamilan yang tidak diinginkan, sampai terkena virus HIV.

Seks bebas pun bukan satu hal dengan mudah dapat ditinggalkan karena perlu usaha dan niat yang sangat keras untuk meninggalkan aktivitas yang dianggap paling mudah mendapatkan uang yang sangat dibutuhkannya.

Istilah seksualitas mempunyai arti yang sangat luas. Di antaranya adalah dimensi biologis, psikologis, sosial, perilaku, dan kultural. Dilihat dari sisi biologis, seksualitas berkaitan dengan organ reproduksi dan alat kelamin. Termasuk di dalamnya adalah bagaimana menjaga kesehatan, memfungsikan dengan optimal secara biologis, baik sebagai alat reproduksi, alat rekreasi, dan dorongan seksual.
Satu lagi yang penting bagaimana supaya remaja dapat keluar dari belenggu gaya pergaulan yang salah adalah dengan dukungan keluarga untuk memantau perkembangan remajanya dan menjadi sahabat serta tempat yang bisa dijadikan berbagai segala hal

0 komentar:

Posting Komentar